.quickedit{ display:none; }

Kamis, 30 Oktober 2014

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM




A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata fhilo yang berarti cinta dan kata shopos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu dan hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al–Syaibaniy mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap  hikmah dan berusaha mendapatkannya. Memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan  bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah yang berasal dari bahasa yunani, philosophia : philos  berarti cinta, suka (loving)  dan shopia berarti pengetahuan, hikmah ( wisdom). Jadi philosophia  berati cinta kepada kebijaksanaan atau cinta cinta kepada kebenaran. Orang yang cinta kepada pengetahuan dan kebenaran itu lazimnya disebut philosopher yang alam bahasa arab disebut failasuf. Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan–perubahan sepanjang masa. Dengan demikian, filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Kata cinta tersebut selanjutnya menunjukkan kepada panggilan hati nurani yang secara murni rela melakukan suatu kegiatan tanpa paksaan dari luar. Berfilsafat berati berfikir. Namun  menurutnya tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh- sungguh.
Pengertian filsafat dari segi  istilah ini selanjutnya mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Plato (427- 347), sebagai filosof abad klasik, dalam bukunya Euthhydemus sebagaimana dikutip A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa filsafat hanya memperhatikan soal-soal kerohanian dan penuh ideal serta sama dengan pengetahuan (wisdom). Sementara itu, Aristoteles ( 384 – 332 ) juga termasuk salah seorang filosof yunani kuno mengatakan bahwa filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, dan kadang–kadang bisa disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Selanjutnya di abad modern, pengertian filsafat mengalami perkembangan. Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian filsafat diatas  tampak masih memperlihatkan kesan yang sangat umum. Pendapat–pendapat tersebut pada intinya menjelaskan bahwa filsafat adalah kegiatan berfikir untuk mencari kebenaran mengenai segala sesuatu yang ada, baik yang abstrak atau konkrit. Sedangkan filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki  sifat–sifat kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan keudukannya sebagai sumber dapat dipersalahkan.
B.     Ruang Lingkup Filsafat  Pendidikan Ialam
Jika diamati dengan seksama, sebenarnya secara sepintas atau tidak langsung, uraian tersebut di atas telah menunjukkan atau menggambarkan ruang lingkup filsafat pendidikan islam.Namun demikian, secara lebih khusus lagi nampaknya masih perlu dipertegas. Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa  filsafat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu, mau tidak mau harus menenjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya  atau cakupan pembahasannya. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah masalah–masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan.
Oleh karena itu dalam mengkaji filsafat pendidikan islam seseorang akan diajak memahami konsep dan tujuan pendidikan, konsep guru yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya yang dilakukan secara mendalam, sistematik, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan ajaran islam, khususnya berdasarkan al- Quran dan al–Hadis. Dengan demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan universal mengenai konsep–konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru, metode, lingkungan dan lain–lain.
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat pendidikan islam ini, Muzayyin Arifin lebih lanjut mengatakan bahwa ruang lingkup pemikirannya bukanlah mengenai hal–hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan segala hal yang mendasari serta mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu.
Dalam hubungan ini, seseorang yang mengkaji filsafat pendidikan islam, disamping harus menguasai masalah filsafat dan pendidikan pada umumnya. Juga perlu menguasai secara mendalam kandungan al–Quran dan al–Hadis dalam hubungan dengan membangun pemikiran filsafat pendidikan islam. Menurut pendapat Muzayyin Arifin yang menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh (universal ) tentang pendidikan yang tidak hanya diletarbelakangi oleh pengetahuan agama islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu – ilmu yang relevan. Dengan kata lain seorang pemikir filsafat pendidikan islam adalah orang yang menguasai dan menyukai filsafat dan pendidikan secara mendalam, juga sekaligus harus berjiwa islam.

C.    Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Sudah dapat diduga bahwa setiap ilmu sudah pasti memiliki kegunaan, termasuk juga ilmu filsafat  pendidikan islam. Para ahli dibidang itu telah banyak meneliti secara teoritis mengenai kegunaan filsafat pendidikan islam. Omar muhammad al–taomy al–syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan islam tersebut sebagai berikut :
1.      Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang – orang yang melaksanakan dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap sistem pendidikan. Disamping itu, ia dapat menolong tujuan–tujuan dan fungsi serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikatan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk rancangan–rancangan pendidikan mereka. Selain itu  ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta serta kaidah dan cara mereka mengajar mencangkup penilaian, bimbingan, dan penyuluhan.
2.      Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang  perlu bagi setiap pengajar yang baik.
3.       Filsafat pendidikan islam akan menolong dalam memberi kan pendalamam pemikiran bagi faktor–faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, di negara kita.

Berdasarkan kutipan diatas timbul kesan bahwa kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan islam ternyata amat strategis. Dengan berpedoman kepada filsafat pendidikan ini, setiap masalah pendidikan akan dapat bisa dipecahkan secara komperehnsif, integratet, dan tidak parsial, tambal sulam atau sepotong – potong.
Dari uraian nya ini lebih lanjut, Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam itu seharusnya bertugas dalam 3 dimensi  yaitu :
1.      Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan islam.
2.      Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan tersbut.
3.      Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.
Al- qur’an dan dan al sunnah sebagai dasar acuan. Dengan demikian jika dijumpai permasalahan yang terdapat  dalam bidang pendidikan, maka penyelesaannya yang ideal dan komprehensif harus dimulai dari tinjauan filosofis, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif, mendasar dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi ciri khas  dari  pemikiran filsafat.

D.     Metode Pengembangan Filsafat  Pendidikan Islam
        Sebagai sebuah disiplin ilmu pendidikan islam sudah dipastikan memiliki metode pengembangan dan pengkajian yang khas. Karena metode inilah sesungguhnya yang memberikan petunjuk operasional dan teknis dalam mengembangka suatu ilmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di blog RUMAH BACA, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang!!