.quickedit{ display:none; }

Senin, 09 April 2012

Jika Masih Ada yang Mengeluh dengan Kekurangan Diri Sendiri, baca ini!!



Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan yang retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun hal ini terjadi setiap hari, Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak bangga akan prestasinya karena sudah melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan yang retak itu merasa malu akan ketidaksempurnaannya dan merasa sangat sedih karena ia hanya bisa memberikan setengah porsi yang seharusnya dapat ia berikan. Setelah dua tahun tertekan akan kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata pada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan saya ingin mohon maaf kepadamu.” “Kenapa?” Tanya si tukang air. “Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan yang telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi.” Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan dalam belas kasihannya ia berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan kita besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya bocor, dan kembali si tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata pada tempayan retak, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu sedangkan tak ada bunga di sisi tempayan yang tidak retak. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sisimu, dan setiap hari ketika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita takkan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”


Kesimpulan :

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Allah akan menggunakan kekurangan kita untuk menghiasNya. Di mata Allah yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Ketahuilah, didalam kelemahan kita, kita dapat menemukan kekuatan kita.

PENDIDIKAN KARAKTER

pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.

Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

Selain itu pendidikan karakter nantinya juga bisa membina karakter anak-anak Indonesia yang hebat. saat ini, karakter anak Indonesia kurang menunjukkan hal yang positif, masih banyak anak Indonesia yang melakukan pelanggaran-pelangaran, baik di sekolah, di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan keluargnya.

Sungguh sangat ironis sekali, Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, namun kadar keimanan mereka bisa dikatakan masih rendah. keadaan ini menunjukkan bahwa karakter baik muslim Indonesia belum sepenuhnya terwujud dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Pendiidkan karakter tak hanya diterapkan pada sekolah formal saja, namun juga bisa dilaksanakan pada pendidikan non formal dan informal dengan melibatkan seluruh warga masyarakat. Dengan begitu, masyarakat dan keluarga dapat melakukan monitoring terhadap anak-anak yang mereka temui. Hali in sangat penting, untuk mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sabtu, 07 April 2012

Perbedaan antara Cinta dan Nafsu

Cinta dan nafsu terkadang sulit untuk di bedakan. Hal ini dikarenakan oleh keterkaitan dua hal tersebut dengan emosi dan perasaan. Cinta sangat melekat dengan perasaan individual sedangkan nafsu lebih menekankan pada kehendak yang kuat. Namun bukan berarti cinta dan nafsu tidak dapat dibedakan.

Perbedaan antar cinta dan nafsu terlihat pada tindakannya. Ketika seseorang benar-benar mencintai pasangannya maka seharusnya hanya ada satu benak saja dalam pikirannya yaitu bagaimana caranya agar saya menunjukkan rasa cinta saya dengan memberikan yang terbaik bagi pasangan saya,? Bukan, bagaimana caranya agar dia memuaskan ‘nafsu’ saya?.

Masa awal pacaran merupakan masa penjajakan dan masa yang paling indah. Di sinilah cinta dan nafsu tersamar dengan baik. Jika memang ia mencintai pasangannya, tentu hal-hal yang berbau nafsu agak canggung untuk dilakukan. Pasangan yang baik tidak akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan pasangannya apalagi membujuk pasangannya untuk memenuhi nafsunya. Namun jika memang tujuan awal berpacaran adalah nafsu maka tidak ada cinta yang sesungguhnya di antara mereka melainkan hanya ada apa yang di kenal dengan ‘cinta satu malam’.

Cinta memikirkan konsekuensi sedangkan nafsu tidak memikirkan akibat dari tindakannya. Jika memang atas nama cinta pikirkanlah dengan baik apa konsekuensinya yang terburuk dan pikirkan juga apakah anda rela untuk memberikan konsekuensi itu kepada pasangan yang anda cintai. Jika anda rela memberikan konsekuensi itu kepada pasangan anda maka anda hanya bernafsu dan tidak mencintai. Jika memang atas nama cinta maka ia akan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan agar nafsu itu menjadi indah pada waktunya.

Cinta dan nafsu adalah dua hal yang sangat berbeda namun saling berkaitan. Cinta sejati memberikan amunisi bagi nafsu namun nafsu tidak penah memberikan amunisi bagi cinta. Cinta yang baik membawa bahagia dan suka cita yang berkepanjangan sedangkan nafsu membawa bahagia dan suka cita yang singkat.

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain : tabiat, watak. Adapun berkarakter adalah mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian dan berwatak.
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau manandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan/tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakaan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan karakter mulia.
Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran/kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dinamai sebagai “the deliberate us of all dimensions of school life o faster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan/pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas/kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolah.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik.
Menurut T. Ramli ( 2003 ), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidika akhlak. Tujuannya dalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik. Oleh karena itu, hakekat dari pendidikan karakter dalam kontek pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan berkarakter berpijak dari karakter dasar manusia, bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolute) yang bersumber dari agama, juga disebut sebagai the golden rule. Menurut para ahli psikologi, beberap karakter dasar tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaanNya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih saying, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, toleransi, cinta damai, serta cinta persatuan.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan, diri sendiri, sesame manusia, limgkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya dan adapt istiadat.
Pada dasArnya, pendidikan karakter merupakan penyempurnaan dari program pembelajaran yang sebelum, dengan pendidikan karakter ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter ini melibat berbagai aspek, diantaranya, lingkungan sekolah, masyarakat dan yang terpenting lagi ialah keluarga, karena waktu siswa paling banyak ialah bersama keluarga, dan keluarga merupakan factor yang sangat dominant terhadap perkembangan karakter seorang anak.
Pendidikan karakter disusun dengan tujuan agar hasil dari pendidikan tersebut mampu memunculkan generasi yang berpengatahuan luas dan berbudi pekerti yang luhur. Pendidikan karakter masih perlu pembenahan, baik dari muatan kurikulum, mata pelajaran, metode pembelajaran maupun kondisi masing-masing sekolah.

Keuntungan Hubungan Internasional Indonesia dengan Negara Lain

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Manfaat perdagangan internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan, terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Hukum Internasional merupakan sistem aturan yang digunakan untuk mengatur negara yang merdeka dan berdaulat (1). Hukum Internasionall terdiri atas sekumpulan hukum, yang sebagian besar terdiri dari prinsip – prinsip dan aturan tingkah laku yang mengikat negara – negara dan oleh karenanya ditaati dalam hubungan antara negara, yang juga meliputi:
a) Peraturan – peraturan hukum tentang pelaksanaan funsi lembaga – lembaga dan organisasi – organisasi Internasional serta hubungannya antara negara – negara dan individu – individu.
b) Peraturan – peraturan hukum tertentu tentang individu – individu dengan kesatuan – kesatuan bukan negara, sepanjang hak – hak dan kewajiban individu dengan kesatuan kesatuan tersebut merupakan masalah kerjasama internasional.
Pada dasarnya berklakunya Hukum Internasional didasarkan pada 2 prinsip :
a) Pacta Sunt Servanda, yaitu perjanjian harus dan hanya ditaati oleh pihak – pihak yang membuat perjanjian.
b) Primat Hukum Internasional , Yaitu perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari undang – undang Nasional Suatu negara perserta perjanjian.

Paradigma Baru Perdagangan Internasional
Perkembangan ekspor dari suatu Negara tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor keunggulan komparatif tetapi juga oleh faktor-faktor keunggulan kompetitif. Inti daripada paradigma keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu negara di dalam persaingan global selain ditentukan oleh keunggulan komparatif (teoriteori klasik dan H-O) yang dimilikinya dan juga karena adanya proteksi atau bantuan fasilitas dari pemerintah, juga sangat ditentukan oleh keunggulan kompetitifnya. Keunggulan kompetitif tidak hanya dimiliki oleh suatu negara, tetapi juga dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di negara tersebut secara individu atau kelompok. Perbedaan lainnya dengan keunggulan komparatif adalah bahwa keunggulan kompetitif sifatnya lebih dinamis dengan perubahan-perubahan, misalnya teknologi dan sumber daya manusia.
Hubungan Kurs Dollar dengan Ekspor
Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas baik ekspor maupun impor. Jika kurs dollar Amerika serikat mengalami depresiasi, nilai mata uang dalam negeri melemah dan berarti nilai mata uang asing menguat kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar Amerika Serikat meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat.
Hubungan Kebijakan Ekspor dengan Volume Ekspor
Kebijakan perdagangan luar negeri, dalam hal ini kebijakan ekspor pada dasarnya ditujukan pada untuk mendukung upaya mewujudkan iklim usaha yang kondusif serta persaingan sehat baik atas dasar kepentingan nasional maupun kewajiban dari adanya perjanjian dan pengaturan perdagangan internasional yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing produk. Dengan adanya kebijakan ekspor yang ditujukan untuk meningkatkan daya saing produk diharapkan setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut akan dapat mendorong suatu peningkatan ekspor.

http://zhagitoloh.blogspot.com/2010/05/keuntungan-hubungan-internasional.html
Selamat datang di blog RUMAH BACA, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang!!