.quickedit{ display:none; }

Selasa, 15 November 2011

HIDUPKU

Matahari terasa panas. Semilir angin pun juga mengikutinya. Memang pemanas global itu tidak menyenagkan. Hidup seperti di gurun pasir yang panas.

"Ya, Allah ini kah ujianMu untukku", gumamku.
Aku dan faris terus saja berjalan menusuri jalan yang juga tak bersahabat.

"Namanya saja musim kemarau, di mana ya tentu saja panas", kata faris.
"Jelas saja lah, namanya juga kemarau, tapi kan gak sepanas ini", balasku.

"Iya, Gun, aku tahu memang akhir-akhir ini panasnya begitu menyengat, aku saja rasanya ingin pingsan", balasnya
"Ini semua karena salah tangan jahil manusia, yang kurang senang dengan kesuburan", tambahku

"Termasuk kamu dong ", celetuknya.

Mukaku memarah mendengar ucapan faris, aku diam saja tak menghiraukannya.

"Kok sekarang no coment", tambahnya.
"Sudah lah, gak usah dibahas", jawabku ketus.

Aku dan faris terus berjalan, menuju rumah masing-masing.

"Sampai ketemu besok ya, gun"
"Ok"

Aku langsung masuk ke dalam rumah, dan sudah tak memperdulika Faris lagi.

*****
Hari in masih sama kemaren, matahari menyengat kepala, angin pun sembunyi.  
"Kapan akan berakhir", keluhku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di blog RUMAH BACA, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang!!