Masyarakat (sebagai terjemahan istilah
society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup,
dimana sebagian interaksi adalah antar individu-individu yang berada dalam
kelompok trsebut. Kata “Masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab
“ musyarak”. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antara entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung asatu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur[1].
Desa dan petani merupakn dua kata yang
tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Desa adalah tempat dimana petani
menjalani kehidupannya. Selain itu desa juga mempunyai karakter sosial yang unik.
Wolf (1983) memahami masyarakat petani
merupakan fase setelah masyarakat primitif dan masyarakat modern. Pendekatan
antropologis yang ia bangun didasarkan bahwa masyarakat petani tidak bisa hanya
dipandang sebagai agregat tanpa bentuk. Masyarakat petani memiliki keteraturan
dan memiliki bentuk-bentuk organisasi yang khas[2].
Sejalan dengan Wolf (1983), Scott (1981)
melihat petani sebagai entitas unik yang hidup secara sub sistem. Penelitian
Scott (1981) mengungkapkan bahwa masyarakat petani di Asia Tenggara tidak akan
melakukan perlawanan ketika kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi.
Dari uraian-uraian di atas, penulis
menyimpulkan bahwa pengertian masyarakat petani ialah sekelompok orang yang
hidup bersama dalam suatu tempat yang memiliki sikap saling membutuhkan satu
dengan yang lain dan bermata pencaharian sebagai petani, atau kesimpulan lain
ialah sekelompok orang yang hidup bersama di suatu desa dan masih memelihara
budaya nenek moyang (hidup bergotong royong).
Ciri-ciri kehidupan Masyarakat Petani di
Indonesia.
1. Ciri-ciri
kehidupan masyarakat bercocok tanam.
a. Hidup
menetap.
b. Mempunyai
rumah tempat tinggal.
c. Beternak
dan berladang.
d. Food
producing.
e. Telah
terbentuk perkampungan.
f. Mengenal
pembagian kerja.
g. Mengenal
pakaian, grabah, dan peralatan kerja.
h. Mengenal
kepercayaan.
i.
Terbentuk masyarakat.
j.
Pembagian kerja secara jelas.
k. Gotong
royong.
2. Ciri-ciri
budaya masyarakat petani.
a. Lebih
amju dalam penggunaan bahasa.
b. Aktivitasnya
telah menggunakan bahasa komunikasi.
c. Menggunakan
bahasa untuk mendistribusikan pekerjaan.
d. Berkembang
tradisi menghormati orang yang lebih tua.
e. Membuat
bangunan megalitikum sebagai manifestasi kepercayaan.
3. Ciri-ciri
ekonomi masyarakat petani.
a. Kehidupan
mereka ditentukan oleh kepemilikan tanah.
b. Bercocok
tanam.
c. Hidup
menetap sehingga ada ikatan dengan alam, antar individu dan atar keluarga.
d. Punya
waktu senggang antar menanam hingga waktu panen, sehingga diisi dengan
pekerjaan keterampilan tangan yang dapat mempercepat perkembangan ekonomi.
e. Mengenal
barter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar