.quickedit{ display:none; }

Minggu, 02 Maret 2014

URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

Oleh : DARMANTO, S.Pd.I

PENDAHULUAN
            Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat manusia. Pendidikan merupakan suatu alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagikepentingan mereka dan masyarakat.
Pendidikan tidak berada pada ruang hampa. Artinya, pendidikan selalu dalam konteks. Pendidikan merupakan wahana, sarana dan proses, serta alat untuk mentransfer warisan nenek moyang. Pendidika juga memberikan sahamnya bagi pemecahan berbagai masalah sosial kontemporer dengan melatih generasi muda untuk berfikir sehat dengan metoe ilmiah yang kuat.
Pendidikan itu tidak bersifat statis, namun bersifat dinamis, dimana pendidikan selalu berubah  mengikuti perubahan zaman, menyelaraskan /menyeimbangkan dengan perubahan manusia.
Tugas pendidikan dimulai dari keluarga yang berkewajiban mentransfer pengalaman kepada anak untuk selanjutnya dapat membuka jaln hidupnya sendiri. Keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang anak. Karena dari konsep pendidikan keluarga karakter seorang anak akan terbentuk.
Islam memandang bahwa pendidikan merupakan hal terpenting dalam usaha memajukan peradaban umat manusia. Sejarah pula telah menceritakan masa kejayaan ilmu pengetahuan umat Islam yang mampu mengubah perabana umat Islam saat itu dan bahkan perubahan itu dapat kita rasakan sampai sekarang.
Karena pendidikan dan Islam merupakan dua hal yang saling berhubungan dan berpengaruh. Maka perlu diadakan sebuah kajian tentang bagaimana urgensi pendidikan Islam dalam pembentukan karakter anak, dengan tujuan mengetahui urgensi pendidikan Islam dalam penbemtukan karakter anak, sehingga dapat merumuskan konsep pendidikan Islam yang memadukan antara kebutuhan individu dan masyarakat dengan pemahaman agama.

PEMBAHASAN
Definisi pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantoro dalam Konggres Taman Siswa yang pertama pada tahun 1930 beliau menyebutkan, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh anak[1].
Dalam Distionary of Education dikemukakan, bahwa definisi pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum[2].
Pendidikan merupakan proses yang lebih besar dari sekedar aktivitas persekolahan, pendidikan dengan mengesampingkan perbedan mazhab dan orientasi, merupakan proses pengembangan sosial yang mengubah individu dari yang sekedar makhluk biologis menjadi makhluk sosial agar dapat hidup dengan realitas zaman dan masyarakatnya. Dengan demikian pendidikan merupakan proses pemberian sifat sosial-kemanusiaan (humanis) kepada makhluk hidup. Pendidikan memberikan manusia sifat-sifat kemanusiaan yang membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Selain itu, pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran.
Tujuan pendidikan sinkron dengan tujuan hidup bangsa, yaitu melahirkan individu keluarga dan masyarakat yang saleh, serta menumbuhkan konsep-konsep kemanusiaan yang baik diantara umat manusia dalam mencapai suasana saling pengertian internasional, yakni konsep-konsep yang sesuai dengan budaya, peradaban dan warisan umat serta pandangannyan tentang alam, manusia dan hidup.
Dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan proses yang suci untuk mewujudkan tujuan asasi hidup, yaitu beribadah kepada Allah SWT dengan segala maknanya yang luas. Dengan demikian, pendidikan merupakan bentuk tertinggi ibadah dalam Islam dengan alam sebagai lapangannya, manusia sebagai pusatnya, dan hidup beriman sebagai tujuannya.
Islam juga mengajarkan umatnya untuk selalu belajar atau long life education yaitu belajar sepanjang hayat. Perintah ini juga terdapat dalam Q.S Al ‘Alaq ayat 1 – 5
Bacalah dengan ( menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Imam Syafi’i juga mengatakan :
Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan akherat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin memperoleh kebahagiaan keduanya (dunia-akherat) maka juga harus dengan ilmu.

Islam banyak menggugah manusia untuk menguak dan meneliti cakrawala ilmu pengetahuan, seperti astronomi, sejarah, geologi, fisika dan lain-lain. Pengakjian ilmu-ilmu tersebut akan mempertebal keimanan kepada Allah, menambah ketundukan dan ketaqwaan kepada-Nya, serta berguna bagi umat untuk menghadapi realitas hidup dan mengembangkan masyarakat dalam mencapai kemajuan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Islam juga menganjurkan kepada manusia untuk menggunakan akalnya secara maksimal. Anjuran tersebut dipertegas dengan kecaman terhadap orang-orang yang tidak menggunakan akalnya untuk meneliti, memperhatikan dan menggali bukti-bukti serta menarik kesimpulan dari berbagai pengetahuan, baik pengetahuan keagamaan maupun pengetahuan keduniaan.
Isi pendidikan Islam terhimpun dalam firman Allah ketika menyifati kerugian manusia yang menyimpang dari jalan pendidika Islam, baik manusia sebagai individu, manusia sebagai jenis, manusia sebagai generasi, maupun manusia sebagai umat secara keseluruhan.
Isi pendidikan Islam berkaitan dengan sebuah tujuan besar, yaitu beriman kepada Allah serta menjalin hubungan individu, masyarakat dan umat manusia dengan Al-Khaliq, sehingga kehidupan menjadi bertujuan dan memiliki orientasi yang jelas di jalan yang benar menuju ridho Allah[3].
Isi pendidikan Islam selanjutnya ialah amal sholeh, saling mengingatkan agar menaati kebenaran (isi ini sejalan dengan ilmu yang bertujuan menyingkap hakekat dan mencari kebenaran) dan saling mengingatkan agar menetapi kesabaran (isi ini melambangkan pendidikan akhlak, karena kesabaran merupakan inti akhlak yang disebut dalam Al qur’an lebih dari seratus kali)[4].
Isi pendidikan Islam yang terakhir ialah pendidikan sosial, mencakup kerjasama dalam menumbuhkan keimanan dan amal sholeh serta saling mengingatkan agar menaati kebenaran dan menetapi kesabaran[5].
Ruh pendidikan dalam Islam tidak dapat dipahami tanpa pemahaman terhadap kedudukannya dalam keseluruhan bingkai konsep Islam tentang alam, manusia, dan kehidupan. Pendidikan dalam Isam tidak terlepas dari tujuan agama. Pendidikan merupakan cara yang digunakan Islam untuk menata kehidupan, sarana yang digunakan Allah untuk memuliakan manusia, serta alat yang digunakan Nabi Muhammad SAWuntuk menyebarkan agama, mendidik generasi muda, dan mengatur kehidupan dengan segala lapangannya berdasarkan petunjuk Al qur’an.
Pendidikan juga digunakan oleh para mubaligh yang menyiarkan agama Islam kepada masyarakat Indonesia pada ke-VII Masehi. Mereka mendirikan masjid dan pondok pesantren yang digunakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang agama Islam.
Dalam sejarah Islam pula, pendidikan berjalan sebagai sarana untuk menyampaikan petunjuk dan kebaikan kepada individu, masyarakat dan seluruh umat manusia. Dalam prose tersebut Rasulullah SAW merupakan guru pertama :
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (al-sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S Al Jumu’ah : 2)

Dari uraian diatas, maka dapat menggarisbawahi bahwa pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting bagi pembentukan karakter anak. Karena isi pendidikan Islam tersebut antara lain pendidikan keimanan, pendidikan amal shaleh, dan pendidikan sosial merupakan dasar-dasar pembetukan karakter seseorang.




[1] Chairul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta, Pustaka Pelajar : 2006) hal 33
[2] Ibid. Hal 34
[3] Drs. Hery Noer Aly, M.A, Drs. H. Munzier S, M.A, Watak Pendidikan Islam (Friska Agung Insani, Jakarta, 2003) hal. 68
[4] Ibid. Hal. 69
[5] Ibid hal 69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di blog RUMAH BACA, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang!!