A. Pengertian
Filsafat Pendidikan Islam
Secara harfiah, kata filsafat berasal
dari kata fhilo yang berarti cinta dan kata shopos yang berarti ilmu atau
hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu dan hikmah. Terhadap
pengertian seperti ini al–Syaibaniy mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah
itu sendiri, melainkan cinta terhadap
hikmah dan berusaha mendapatkannya. Memusatkan perhatian padanya dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selain itu terdapat pula teori lain yang
mengatakan bahwa filsafat berasal dari
kata Arab falsafah yang berasal dari bahasa yunani, philosophia : philos berarti cinta, suka (loving) dan shopia berarti pengetahuan, hikmah ( wisdom). Jadi philosophia berati cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta cinta kepada kebenaran. Orang yang cinta kepada
pengetahuan dan kebenaran itu lazimnya disebut philosopher yang alam bahasa arab disebut failasuf. Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa
pengertian filsafat telah mengalami
perubahan–perubahan sepanjang masa. Dengan demikian, filsafat adalah suatu
kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai
sasaran utamanya. Kata cinta tersebut selanjutnya menunjukkan kepada panggilan hati
nurani yang secara murni rela melakukan suatu kegiatan tanpa paksaan dari luar.
Berfilsafat berati berfikir. Namun
menurutnya tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh- sungguh.
Pengertian filsafat dari segi istilah ini selanjutnya mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman. Plato (427- 347), sebagai filosof abad
klasik, dalam bukunya Euthhydemus sebagaimana
dikutip A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa filsafat hanya memperhatikan soal-soal
kerohanian dan penuh ideal serta sama dengan pengetahuan (wisdom). Sementara itu, Aristoteles ( 384 – 332 ) juga termasuk
salah seorang filosof yunani kuno mengatakan bahwa filsafat memperhatikan
seluruh pengetahuan, dan kadang–kadang bisa disamakan dengan pengetahuan
tentang wujud (ontologi). Selanjutnya
di abad modern, pengertian filsafat mengalami perkembangan. Beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian filsafat diatas
tampak masih memperlihatkan kesan yang sangat umum. Pendapat–pendapat
tersebut pada intinya menjelaskan bahwa filsafat adalah kegiatan berfikir untuk
mencari kebenaran mengenai segala sesuatu yang ada, baik yang abstrak atau
konkrit. Sedangkan filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap
memiliki sifat–sifat kekurangan dan kelemahan
yang menyebabkan keudukannya sebagai sumber dapat dipersalahkan.
B.
Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan Ialam
Jika
diamati dengan seksama, sebenarnya secara sepintas atau tidak langsung, uraian
tersebut di atas telah menunjukkan atau menggambarkan ruang lingkup filsafat pendidikan
islam.Namun demikian, secara lebih khusus lagi nampaknya masih perlu
dipertegas. Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi
bahwa filsafat pendidikan islam sebagai
disiplin ilmu, mau tidak mau harus menenjukkan dengan jelas mengenai bidang
kajiannya atau cakupan pembahasannya. Pendapat
ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah
masalah–masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan
pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungan.
Oleh karena itu dalam mengkaji filsafat pendidikan
islam seseorang akan diajak memahami konsep dan tujuan pendidikan, konsep guru
yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya yang dilakukan secara mendalam,
sistematik, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan ajaran islam,
khususnya berdasarkan al- Quran dan al–Hadis. Dengan demikian, secara umum ruang
lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam adalah pemikiran yang serba
mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan universal
mengenai konsep–konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan,
kurikulum, guru, metode, lingkungan dan lain–lain.
Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat
pendidikan islam ini, Muzayyin Arifin lebih lanjut mengatakan bahwa ruang
lingkup pemikirannya bukanlah mengenai hal–hal yang bersifat teknis operasional
pendidikan, melainkan segala hal yang mendasari serta mewarnai corak sistem
pemikiran yang disebut filsafat itu.
Dalam hubungan ini, seseorang yang mengkaji filsafat
pendidikan islam, disamping harus menguasai masalah filsafat dan pendidikan
pada umumnya. Juga perlu menguasai secara mendalam kandungan al–Quran dan
al–Hadis dalam hubungan dengan membangun pemikiran filsafat pendidikan islam. Menurut
pendapat Muzayyin Arifin yang menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan
islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik, logis, dan
menyeluruh (universal ) tentang pendidikan yang tidak hanya diletarbelakangi
oleh pengetahuan agama islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari
ilmu – ilmu yang relevan. Dengan kata lain seorang pemikir filsafat pendidikan
islam adalah orang yang menguasai dan menyukai filsafat dan pendidikan secara
mendalam, juga sekaligus harus berjiwa islam.
C.
Kegunaan
Filsafat Pendidikan Islam
Sudah dapat diduga bahwa setiap ilmu sudah pasti
memiliki kegunaan, termasuk juga ilmu filsafat
pendidikan islam. Para ahli dibidang itu telah banyak meneliti secara
teoritis mengenai kegunaan filsafat pendidikan islam. Omar muhammad al–taomy
al–syaibany misalnya mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat
pendidikan islam tersebut sebagai berikut :
1. Filsafat
pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang – orang yang
melaksanakan dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap sistem
pendidikan. Disamping itu, ia dapat menolong tujuan–tujuan dan fungsi serta
meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikatan dan peningkatan tindakan
dan keputusan termasuk rancangan–rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan
pelaksanaan pendidikan serta serta kaidah dan cara mereka mengajar mencangkup
penilaian, bimbingan, dan penyuluhan.
2. Filsafat
pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam
arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajar yang baik.
3. Filsafat pendidikan islam akan menolong dalam
memberi kan pendalamam pemikiran bagi faktor–faktor spiritual, kebudayaan,
sosial, ekonomi, politik, di negara kita.
Berdasarkan kutipan
diatas timbul kesan bahwa kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan islam
ternyata amat strategis. Dengan berpedoman kepada filsafat pendidikan ini,
setiap masalah pendidikan akan dapat bisa dipecahkan secara komperehnsif, integratet,
dan tidak parsial, tambal sulam atau sepotong – potong.
Dari uraian nya ini
lebih lanjut, Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam itu
seharusnya bertugas dalam 3 dimensi
yaitu :
1. Memberikan
landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang
berdasarkan islam.
2. Melakukan
kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan tersbut.
3. Melakukan
evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.
Al- qur’an dan dan al
sunnah sebagai dasar acuan. Dengan demikian jika dijumpai permasalahan yang
terdapat dalam bidang pendidikan, maka
penyelesaannya yang ideal dan komprehensif harus dimulai dari tinjauan
filosofis, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya
menyeluruh, komprehensif, mendasar dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi
ciri khas dari pemikiran filsafat.
D.
Metode
Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam
Sebagai sebuah disiplin ilmu pendidikan
islam sudah dipastikan memiliki metode pengembangan dan pengkajian yang khas.
Karena metode inilah sesungguhnya yang memberikan petunjuk operasional dan
teknis dalam mengembangka suatu ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar