Allah
berfirman dalam surat At-tahriim ayat 6 :
“Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusa dan batu, penjaganya malakat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan elalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Rasulullah
Saw bersabda :
“Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan yang suci (fitrah), maka orang tuanya yang
menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.: (HR. Bukhori)
Sebagaimana
yang telah dijelaskan pada hadits diatas, bahwa yang menyebabkan seorang anak
menjadi Yahudi atau Nasrani ataupun Majusi, tidak lan adalah orang tuanya
sendiri. Orang tua merupakan faktor dominan yang akan membentuk karakter
seorang anak, yaitu dengan memanfaatkan saat-saat awal seorang anak mengalami
pertumbuhannya.
Anak
adalah buah hati bagi kedua orang tuanya yang sangatdisayangi dan dicintainya.
Anak yang shahih merupakan dambaan dambaan orang tuanya, dan juga salah satu
aset bagi kedua orang tua dunia dan akhirat.
Karena
itu sebagai orang tua yang bijaksana, meski mampu memperhatikan langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam merealisasikan obsesinya dalam melahirkan anak yang
shalih. Beberapa langkah yang cukup membantu mewujudkan obsesitersebut,
diantaranya :
1.
Opini atau persepsi orang tua tersebut
benar-benar sesuai dengan kehendak Islam berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah
Rasulullah saw, bersabda :
“Jika manusia
mati, mka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga : sadaqah jariah atau ilmu
yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)
2.
Menciptakan lingkungan yang kondusif ke
arah terciptanya anak yang shalih.
*) dirangkum dariMajalah Suara
Muhammadiyah edisi No. 20 TH ke-99 16-31 Oktober 2014. Halaman 33-34